15 Maret 2025
Harapan Indonesia di sektor tunggal putri pada All England 2025 resmi berakhir setelah Gregoria Mariska Tunjung tersingkir di babak 16 besar. Pebulutangkis andalan Indonesia itu harus mengakui keunggulan wakil China, Han Yue, dalam pertandingan yang berlangsung di Utilita Arena, Birmingham.
Perlawanan Sengit Gregoria
Gregoria sebenarnya tampil cukup solid di awal laga dan sempat memberikan perlawanan sengit kepada Han Yue. Gim pertama berlangsung ketat dengan reli panjang dan pertukaran serangan yang intens. Namun, Han Yue tampil lebih konsisten di poin-poin krusial dan sukses mengamankan gim pertama.
Di gim kedua, Gregoria mencoba bangkit dengan permainan yang lebih agresif. Sayangnya, Han Yue tetap mampu mengendalikan tempo permainan dan tak memberi banyak celah bagi Gregoria untuk berkembang. Kesalahan sendiri yang cukup banyak membuat Gregoria kesulitan mengejar ketertinggalan, hingga akhirnya harus menyerah dalam dua gim langsung.
Tunggal Putri Indonesia Habis
Dengan kekalahan ini, Indonesia dipastikan tidak memiliki wakil di sektor tunggal putri untuk melanjutkan perjuangan di turnamen prestisius ini. Hasil ini menjadi pukulan bagi tim Indonesia, mengingat Gregoria adalah satu-satunya harapan tersisa di kategori ini setelah para wakil lainnya gugur lebih awal.
Kegagalan ini menambah catatan bahwa tunggal putri Indonesia masih menghadapi tantangan besar untuk bersaing di level elite dunia. Dibanding sektor ganda yang lebih konsisten mencetak prestasi, tunggal putri masih membutuhkan peningkatan, baik dari sisi teknik maupun mental bertanding.
Evaluasi dan Harapan ke Depan
Meskipun hasil di All England 2025 kurang memuaskan, Gregoria tetap menunjukkan perkembangan dalam permainannya. Tim pelatih diharapkan bisa mengevaluasi performa dan mempersiapkan strategi lebih baik untuk turnamen berikutnya.
Kesimpulan
Kekalahan Gregoria Mariska Tunjung menandai berakhirnya perjuangan tunggal putri Indonesia di All England 2025. Hasil ini menjadi refleksi bahwa sektor ini masih membutuhkan peningkatan untuk bisa bersaing di level tertinggi. Meski demikian, Gregoria dan tim pelatih masih memiliki kesempatan untuk berbenah dan kembali lebih kuat di turnamen mendatang.