28 Februari 2025
Manchester United terus menjadi sorotan, terutama dalam perbandingan gaya bermain mereka dengan tim-tim lain di Eropa. Salah satu yang menarik perhatian adalah perbedaan mencolok antara pendekatan taktik MU dengan Sporting Lisbon di bawah asuhan RĂºben Amorim. Meski sempat dikaitkan dengan kursi kepelatihan Setan Merah, Amorim tetap mempertahankan filosofi permainan uniknya di Portugal, yang sangat kontras dengan strategi yang diterapkan MU musim ini.
Perbedaan Filosofi Permainan
MU saat ini mengandalkan pendekatan yang lebih fleksibel dengan penekanan pada transisi cepat dan permainan direct. Di bawah kepemimpinan Erik ten Hag, tim sering menggunakan serangan balik cepat serta eksploitasi sayap untuk menciptakan peluang. Namun, hal ini berbeda jauh dengan pendekatan Amorim di Sporting Lisbon, yang lebih menitikberatkan penguasaan bola dan permainan kombinasi yang terstruktur.
Amorim dikenal dengan formasi 3-4-3 yang menekankan pergerakan dinamis dan pressing tinggi. Sistem ini membuat Sporting Lisbon mampu mengendalikan permainan dengan operan cepat dan membangun serangan secara sistematis. Sementara itu, MU masih sering terlihat inkonsisten dalam mempertahankan kontrol permainan, terutama ketika menghadapi tim-tim dengan pressing agresif.
Kedalaman Skuad dan Adaptasi Taktik
Salah satu faktor utama yang membedakan kedua tim adalah kedalaman skuad dan bagaimana taktik diterapkan sesuai dengan karakter pemain. Amorim memiliki tim yang terlatih dengan baik untuk menjalankan strategi berbasis penguasaan bola, sementara MU masih dalam proses mencari keseimbangan antara permainan menyerang dan stabilitas pertahanan.
Beberapa pemain MU seperti Bruno Fernandes dan Mason Mount sebenarnya cocok dalam sistem berbasis kontrol bola, tetapi kecepatan transisi dan serangan langsung tetap menjadi pendekatan utama tim. Di sisi lain, Sporting Lisbon menunjukkan bagaimana organisasi permainan yang rapi dapat menjadi kunci keberhasilan mereka di liga domestik dan kompetisi Eropa.
Dampak dalam Kompetisi Eropa
Perbedaan gaya bermain ini juga berpengaruh dalam kiprah kedua tim di kompetisi Eropa. Sporting Lisbon sering tampil dominan dalam pertandingan dengan penguasaan bola tinggi, sedangkan MU kadang kesulitan melawan tim dengan pressing ketat. Meskipun demikian, MU masih memiliki keunggulan dalam aspek individu, dengan pemain-pemain bintang yang mampu mengubah jalannya pertandingan dalam sekejap.
Dengan perbedaan yang mencolok ini, menarik untuk melihat bagaimana MU akan berkembang di bawah sistem yang mereka gunakan saat ini. Apakah mereka akan lebih mendekati gaya penguasaan bola seperti Sporting Lisbon atau tetap mempertahankan strategi transisi cepat? Perjalanan musim ini akan menjadi penentu arah permainan mereka ke depan.